KeunggulanBatik Tulis Gedog adalah bahan baku yang dgunakan dari kain tenun yang dikenal dengan nama kain mori gedog. Ragam motif khas batik tulis gedog adalah geometris, flora, dan fauna. Industri batik tulis gedog pernah mengalami pasang surut dalam eksistensi pengembangan usahanya. Menurut Ibu Uswatun salah seorang pengrajin batik tulis gedog
- “Mandela saja menghormati batik dan memakai batik di PBB apalagi kita. Mengubah kondisi di Indonesia juga. Luar biasa,” kata Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada wartawan hal yang diingat oleh masyarakat Indonesia dari almarhum Nelson Mandela adalah kesukaannya mengenakan batik dari Indonesia baik di acara resmi maupun informal. Presiden kulit hitam Afrika Selatan pertama sekaligus peraih Nobel Perdamaian itu telah berjasa memperkenalkan batik Indonesia ke dunia Kalla mengatakan kepada Voice of America bahwa kecintaan Mandela akan batik berawal ketika menerima hadiah batik dalam kunjungannya ke Indonesia akhir Oktober 1990 sebagai wakil ketua pada Kongres Nasional Afrika. Tak disangka, Mandela memakai batik itu ketika datang kembali ke Indonesia tahun 1997 sebagai Presiden Afrika saat itu, Mandela kerap menggunakan batik baik ke berbagai acara resmi dunia, termasuk saat menghadiri Sidang Umum PBB ataupun Piala Dunia, tulis Voice of Kalla saat menjabat sebagai menteri perdagangan tahun 1999, meminta Iwan Tirta, desainer batik terkemuka, untuk merancang batik khusus untuk Nelson Mandela. Kalla juga mengatakan bahwa meski batik sangat disukai oleh Presiden Afrika Selatan itu, masyarakat Afrika Selatan tak ikut masyarakat Afrika memandang bahwa batik adalah pakaian khas Mandela. Menggunakan batik artinya mereka ingin menyaingi pemimpinnya itu. Batik pun dikenal dengan istilah “Mandela’s Shirt”.Di Indonesia sendiri, terutama di Jawa, batik digunakan oleh masyarakat, baik dari golongan elite, bangsawan hingga golongan kecil. Di Malioboro, Yogyakarta, misalnya, kita kerap melihat tukang becak yang bekerja berpakaian batik. Tapi sesunguhnya, di masa lalu penggunaan batik tak seegaliter sekarang. Mulanya untuk BangsawanArsianti Latifah melalui tulisannya “Batik dan Tradisi Kekinian” mengatakan bahwa dahulu tradisi membatik dianggap sebagai tradisi yang hanya bisa ada di dalam keraton dan diperuntukkan sebagai pakaian raja, keluarga, serta para pengikutnya, sehingga menjadi simbol feodalisme dalam acara Seminar Nasional Batik juga berpendapat yang sama. Melalui tulisannya “Evolusi Batik Dahulu dan Sekarang”, ia mengatakan bahwa awal kerajinan seni batik hanya terbatas pada keraton saja atau disebut dengan budaya ageng. Di Keraton Yogya misalnya, pemakaian budaya batik termasuk dalam salah satu tata tertib keraton. Motif batik setiap kelas sosial pun dibedakan menurut strata sosial dan kebangsawanannya di dalam keraton. Parang rusak, semen gedhe, kawung, dan udan riris merupakan motif batik yang dipakai oleh para bangsawan dan abdi dalem dalam upacara garebeg, pasowanan, dan menerima tamu begitu, batik keraton tak serta merta murni berasal dari keraton atau asli budaya keraton. Dalam artikel berjudul “History of Batik” yang dimuat disebut bahwa pada dasarnya batik ditemukan pertama kali di Asia Timur, Timur Tengah, Asia Tengah, dan India lebih dari tahun yang khususnya Cina menyebarkan kerajinan tersebut ke pulau-pulau di kepulauan Melayu, kemudian ke barat lalu ke Timur Tengah melalui rute yang disebut Jalur Sutra. Batik berkembang di Cina sejak Dinasti Sui 581-618 M yang dikenal dengan batik sutra. Saat itu, merupakan batik sutra dikenakan oleh para bangsawan dan keluarga kerajaan. Batik sutra juga ditemukan di Nara, Jepang, dalam bentuk layar dan dianggap berasal dari periode Nara 710-794. Para ahli berpendapat bahwa batik sutra yang ditemukan di Nara adalah batik buatan seniman Cina. Motif dari batik sutra sendiri adalah motif pepohonan, binatang, pemain flute, adegan berburu, dan artikel “Sejarah Batik Indonesia” yang dimuat pada disebutkan bahwa sejarah pembatikan di Indonesia sudah dimulai pada masa kerajaan Majapahit. Pengembangannya kemudian berlanjut di masa kerajaan Mataram, lalu kerajaan Solo dan Yogyakarta. Namun, dulu kerajinan batik hanya diperuntukkan bagi kaum bangsawan atau priyayi, tidak untukmasyarakat bahwa kerajaan Majapahit yang pertama kali menerapkan batik di Indonesia ada pada sisa-sisa peninggalan batik yang ada di wilayah Mojokerto dan Bonorowo sekrang Tulungagung yang merupakan bekas wilayah kerajaan Majapahit. Batik kalangbret merupakan batik asli dari Mojokerto yang memiliki corak sama dengan batik-batik keluaran keraton Yogyakarta yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua. Corak yang sama juga ditemukan di desa Majan dan Simo, Tulungagung, yang dulunya juga merupakan daerah kerajaan dengan berkembangnya zaman, batik pun semakin lama mulai dikenalkan pada masyarakat biasa. Dalam makalah “Evolusi Batik Dahulu dan Sekarang,” Ismadi mengatakan pada sekitar akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19 batik mulai dikenal oleh masyarakat di luar keraton, dan hingga saat ini dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini menurut Ismadi terjadi karena pada masa keraton Yogyakarta berkuasa, banyak pengikut raja yang tinggal di luar keraton, dan kerajinan membatik yang telah diperoleh di wilayah keraton kemudian dikembangkan di luar atau di tempat mereka masing-masing. Dari situlah awal mula penyebaran batik Indonesia yang kita kenal hingga saat PapuaSelain batik yang kita kenal dari wilayah Jawa, Madura, dan Bali, ada pula batik dari daerah timur Indonesia, yaitu Warta Ekspor edisi Januari 2012 yang diterbitkan oleh Kementrian Perdagangan Republik Indonesia dijelaskan bahwa pesona dan keunikan motif batik Papua membuatnya dilirik oleh konsumen lokal hingga terjadi karena batik Papua menorehkan unsur sejarah dan arkeolog di dalamnya. Salah satunya yaitu “motif Asmat”, yaitu bentuk patung kayu suku Asmat. Batik Papua mempunyai ciri yang sangat khas yaitu warnanya lebih coklat dengan campuran warna tanah terakota merah kecoklat-coklatan. Selain motif itu ada pula motif lain antara lain, misalnya burung Cendrawasih, motif kamoro simbol patung berdiri, motif Sentani dengan ciri gambar alur batang kayu yang melingkar-lingkar dengan hanya satu atau dua warna,dan motif yang divariasi dengan sentuhan garis-garis emas dan dijuluki “batik Prada”.Motif batik Papua telah ada cukup lama bahkan pada masa manusia purba, yaitu sejak hingga tahun Sebelum Masehi, tulis Warta Ekspor. Hal ini ditandai dengan ditemukannya lukisan-lukisan dinding gua yang ada di kabupaten Biak dan yang sarat akan nilai sejarah ini kemudian menjadi sumber inspirasi bagi para seniman di wilayah Papua untuk menghasilkan karya seni bertema etnik, dengan cara mengganti materil dari motif tersebut yakni yang semula dinding gua berpindah ke sebuah kain, yang kemudian kita sebut dengan batik Papua. Baca juga artikel terkait BATIK atau tulisan menarik lainnya Sammy Mantolas - Sosial Budaya Reporter Sammy MantolasPenulis Sammy MantolasEditor Maulida Sri Handayani
JikaAnda merupakan pecinta batik, pasti tidak akan asing dengan istilah jenis tulis, cap dan yang terbaru adalah print. Tiga jenis ini dibedakan berdasarkan proses pembuatannya yang menentukan kualitasnya. Sehingga tidak heran jika dikenal memiliki harga rendah atau pun harga tinggi. Berikut perbedaan masing-masing kelas.
Pembuatanbatik tulis membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang tinggi karena setiap titik dalam motif berpengaruh pada hasil akhirnya. Motif yang dihasilkan dengan cara ini tidak akan sama persis. Kerumitan ini yang menyebabkan harga batik tulis sangat mahal. Jenis batik ini dipakai Raja, pembesar Keraton, dan bangsawan sebagai simbol
Corakbatik pekalongan berbeda dengan corak batik daerah lain, tekstur warna batik pekalongan berbeda dengan kota Solo walaupun sama sama baik, tetapi banyak orang yang memilih di sesuaikan dengan waktu yang mau memakainya di sesuaikan dengan situasi yang tepat, serta melihat acara yang akan di selenggarakan oleh orang yang mengundangkita, baik batik tulis maupun cap semuanya punya kelebihan
Batikbatik indah itu terlihat tak lagi kuno. Warna dan motifnya sudah modern dan mengikuti tren busana. Warnanya juga variatif dan amat dinamis. Kini kain batik tak harus selalu dipadupadankan dengan kebaya dan kain-kain batik itu bisa disulap menjadi busana yang modis. BATIK TULIS TENUN GEDOG TUBAN
. 49 352 259 423 48 301 315 94
batik tulis dikenal dengan istilah